Melakukan studi sosial di tengger tak lengkap rasanya
kalau tidak menikmati kekayaan keindahan alamnya berikut cerita singkatnya,
Cuaca yang cerah menemani keberangkatan kami dari kampus bersama-sama
menuju ke ibu kota kecamatan sukapura (lebih tepatnya di terminal wisata bus
gunung bromo) dengan menggunakan transportasi bus pariwisata dari harapan jaya,
Dalam
perjalanan ini pesarta yang menikuti acara ini terdiri dari mahasiswa dan juga beberapa
dosen mata kuliah studi sosial prodi PPKn yang jumlah dari keseluruhan sekitar
47 orang.
Dalam perjalanan alhamdulillah kami tepat sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan yaitu kami tiba di terminal wisata bromo pada pukul 01.00 walaupun dalam perjalanan dari kota Probolinggo menuju ke terminal lumayan agak nanjak dan berkelok-kelok sangat tajam.
Dalam perjalanan alhamdulillah kami tepat sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan yaitu kami tiba di terminal wisata bromo pada pukul 01.00 walaupun dalam perjalanan dari kota Probolinggo menuju ke terminal lumayan agak nanjak dan berkelok-kelok sangat tajam.
Sesampainya
di terminal wisata bromo Kamipun kembali mempersiapkan diri (mempersiapkan
jaket tebal, sarungtangan, topi kupluk, dan perlengkapan-perlengakapan yang
dapat melawan suhu dinggin lainnya), sebab info yang kami dapat dari tim humas
kepanitiaan yang kemarin sempat mengurus perijinan penelitian di sana suhu di
atas sangat dingin, dan anginnyapun
kencang. sambil menunggu mobil jemputan yang telah kami pesan sebelumnya,
maklum perjalanan malam dari sukapura menuju ke desa ngadisari tidak ada
angkutan yang beroprasi dimalam hari dan bus hanya diperbolehkan sampai di
sukapura saja hal ini dikarenakan mendan jalan yang tidak memungkinkan untuk
bisa dilalui dengan bus, dan kendaraan yang akan kita naiki dari sukapura
menuju ke dusun cemorolawang desa ngadisari yaitu ELF ataupun Colt yang
kapasitasnya kurang lebih sekitar 15 orang.
Taklama
menunggu, kendaraan yang kami pesanpun telah tiba dan kami dibagi dalam
beberapa kendaraan sesuai dengan kelompok studi sosialnya masing-masing. Dalam
perjalanan melihat kedepan radsanya ngeri banget disamping medanya yang sangat
nanjak sebelah kana dan kiri, jalannyapun juranggg... dan juga tebing-tebing
yang sangat curam, untungnya perjalanan kami malam katanya kalau naik pas siang
hari mahah serem dengan medang yang seperti itu setelah sampai di lokasi nafas
rasanya kembali lega sambil menahan rasa dinginya pagi hari di atas pegunungan
tengger bromo.
Setibanya
dilokasi banyak peserta yang kedinginan meskipun telah terselimuti dengan
jaket-jeket yang tebal bahkan ketika mengoreskan jemari di air rasanya seperti
tangan kita sejenak menjadi mati, di atas ternyata ada kabar bahwa lokasi
penanjakan yang akan kita kunjungi ternyata dirtutup hal ini dikarenakan adanya
proyek dari pemerintah tentang perbaikan infrastruktur jalan dan akhirnya kami
memilih alternatif lain di penanjakan 2.
Setelah
menunggu beberapa menit Hertop yang kami pesan sebelumnya pun datang dan kami
diarahkan menuju ke kendaraan masing-masing didampingi dengan tim transportasi,
waktu yang kita tempuh dari cemoro lawang menuju ke lokasi penenjakan 2
tidaklah terlalu jauh hanya selang beberapa menit saja namun jalanya luar biasa
sport abis kalau monbil biasa mungkin ngak sampai diatas.
Setibanya
dilokasi wisata pertama ternyata tidak sesuai dengan apa yang kita fikirkan
setelah turun dari kendaraan kami harus berjalan sekitar 400 m nenuju ke atas
tebing dengan jalan yang berpasir dan nanjak.
terlihat muka-muka lelah dari para peserta
ketika menaiki beberapa tapak tangga menuju ke puncak penenjakan 2, sebetulnya
ada alternatif lain dengan menunggang kuda namun hampir semua peserta memutuskan tidak
naik kuda dengan alasan kepuasan ketika telah tiba di lokasi, tapi ada sih beberapa yang memutuskan untuk naik kuda seperti mbak yang satu ini
Ternyata beberapa menit setibanya dilokasi penenjakan 2 kita langung disambut dengan matahari tebit dan luar biasa sekali pemandangannya indah menyapa kami, serasa terbayar kelelahan dan rasa menahan ngantuk dari malam hari kemarin.
Ternyata beberapa menit setibanya dilokasi penenjakan 2 kita langung disambut dengan matahari tebit dan luar biasa sekali pemandangannya indah menyapa kami, serasa terbayar kelelahan dan rasa menahan ngantuk dari malam hari kemarin.
Di
atas peserta memanfaatkan lokasi yang indah itu dengan berfoto-foto sambil
bercanda gura melepas rasa lelah dan nantuk. Berikut beberapa foto di atas
penenjakan 2:
Setelah
lama kami menikmati kekayaan alam bromo dari penenjakana 2 kami segera menuju
ke bawah menuju ke tempat berhentinya kendaraan, perjalanan ke bawah tidak
terlalu memlelahkan sepeti waktu naik sesampainya dibawah ternyata sudah ada
beberapa anak dari peserta, mulai melakukan wawancara dan dialok bersama warga
sembahir menyelesaikan tugasnya untuk bersosial masyarakat bersama warga
tengger.
Setelah
dari penenjakan 2 kamipun menuju ke kawah gunung bromo dengan menggunkan hartop,
pemandangan dalam perjalanan itu sangat indah sekali maklum tadi kami ke
penanjakan 2 masih kondisi gelap dan sekarang luar biasa pemandangan bromo
seolah rasanya tidak ingin kami meninggalkan keindahan ini.
Ketika
tiba di bawah kawah/ terminal kendaraan, kamipun harus melanjutkan perjalanan
dengan berjalankaki atau bisa juga dengan menggunakan kuda, namun banyak dari
kami yang memilih untuk tetap berjalan kaki, alasanya karena dengan berjalan
kaki akan dapat rasa kepuasan tersendiri ketika berada di atas kawah gunung
bromo.
Ternyata
setelah jalan, banyak dari kita yang merasa kakinya seperti ada batunya, terasa
berat sekali berjalan menuju ke kawah gunung bromo maklum perjalananya nanjak
abis. Tapi tetap saja banyak yang masih memanfaatkan keindahan alam bromo
dengan berfoto ria.
Dan
setelah beberapa menit diatas kawah kamipun memutuskan untuk segera kambali ke
kendaraan sebab kondisi angin diatas kenceng banget.
Dan
setelah itu kamipun langsung mengakhiri acara wisata kami dan melanjutkan studi
sosial yang merupakan acara yang utama.
Yaaa..
mungkin demikian cerita singkat kami ketika mengambil waktu luang dalam acara
studi sosial dengan berwisata di gunung bromo.